Tiupan

“Bagaimana mungkin hanya karena kau meniupnya saja, kau memintaku membayar seratus ribu?” tanya sang direktur kepada teknisi komputer. Seratus ribu bukanlah tarif selangit untuk tugas tersebut, melainkan tanda terima kasih yang memang pantas diterima sang teknisi untuk jasanya yang telah menyelamatkan karier sang direktur.

Peran sang teknisi bak malaikat yang mengubah takdir sang direktur dari amuk tuannya, yang memintanya pertanggungjawaban untuk pelaporan keuangan perusahaan dalam waktu dekat. Sialnya, laporan tersebut tersimpan di laptop itu. Sang teknisi pun membedah dan memeriksa dengan teliti semua komponen laptop tersebut. Bermodal hanya tiupan agak panjang ke salah satu komponen yang berselimutkan debu, sang teknisi mengatakan bahwa ia telah menyelesaikan pekerjaannya.

Sang teknisi memang hanya meniupnya saja, tetapi dia tahu persis di mana dan cara untuk meniupnya dengan benar. Tiupan tersebut seakan memberi nyawa sekaligus harapan hidup baru untuk laptop dan karier sang direktur pula. Bagaimana dengan seratus ribu? Sang teknisi menjawab, “Seribu untuk meniupnya dan sembilan puluh sembilan ribu untuk mengetahui di mana dan cara untuk meniupnya dengan benar. Untuk mengerjakan lima belas menit tersebut, aku butuh waktu lima tahun untuk belajar. Anda membayar untuk lima tahun tersebut, bukan lima belas menitnya.” Cukup adil bukan untuk penyelamatan yang mungkin bisa membunuh karier seumur hidup sang direktur.